Ini Alasan Massa Menolak Pertambangan Emas di Gunung Tumpang Pitu

 
Ini Alasan Massa Menolak Pertambangan Emas di Gunung Tumpang Pitu Foto: Warga menunjukkan sisa selongsong peluru saat terjadi rusuh (Ardian/detikcom)

Banyuwangi - Aksi amuk massa di lokasi infrastruktur tambang Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi merupakan bentuk kekecewaan warga yang tinggal di sekitar tambang. Beberapa warga mengaku aksi anarkhis yang dilakukan Rabu (25/11), secara spontanitas.

Massa saat ini mengaku memang sudah menahan diri untuk tidak melakukan aksi kembali. Bahkan saat detikcom menghubungi salah satu massa, mereka meminta untuk tidak menyebutkan nama, karena takut ditangkap polisi.

"Ini puncak kekecewaan warga," kata salah satu warga yang terlibat kerusuhan ini berinisial A, kepada wartawan Kamis (26/11/2015).

A menuturkan, aksi anarkhis ini dilakukan massa karena kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak pernah mendengarkan aspirasi warga yang menolak tambang. Selama 8 tahun mereka berjuang namun tak pernah digubris.

"Selama ini warga tak pernah mendapat sosialisasi adanya tambang maupun dampaknya," kata dia.

Sementara itu, warga Pancer Banyuwangi Edi Laksono, mengaku aksi yang dilakukan massa ini bukan tanpa alasan. Sebab perjuangan warga untuk menolak aksi ini selalu mengalami jalan buntu.

"Penolakan massa terkait tambang bukan asal menolak saja. Tapi banyak aspek yang dipikirkan warga jika ada perusahaan tambang," ungkap Edi saat dihubungi detikcom.

Edi menjelaskan, massa menolak lantaran pertambangan sudah pasti akan merugikan lingkungan warga sekitar. Petani yang membutuhkan air akan kesulitan karena air di kawasan tersebut akan habis untuk proses penambangan. Sedangkan nelayan khawatir limbah tambang akan mencemari lingkungan.

Belum lagi bencana yang akan terjadi jika gunung Tumpang Pitu habis ditambang. Hal itu karena gunung yang berdekatan denga laut itu sebagai penahan tsunami dan angin puting beliung.

"Tidak ada sosialisasi yang dilakukan BSI terkait itu. Ini masalah hidup. Separuh nyawa kami adalah Tumpang Pitu," pungkasnya

Aksi anarkis warga terjadi setelah pertemuan antara managemen PT BSI, Polres Banyuwangi dan ratusan massa berlangsung deadlock kemarin. Massa melakukan walkout dan langsung menuju areal pertambangan.

Ratusan warga langsung membakar sejumlah infrastruktur milik perusahaan. Dalam insiden itu satu warga terkena tembakan. Polisi kemudian menangkap dua orang.
Foto: Salah satu fasilitas yang dirusak (Ardian/detikcom)
Aksi sempat berhenti, namun massa lebih besar kembali menyerbu lokasi pertambangan. Tanpa dikomando, massa langsung merusak dan membakar pergudangan, empat alat berat dan infrastruktur lainnya.

Massa baru membubarkan diri pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 WIB setelah Polres melepaskan dua warga yang ditangkap.

Sumber news.detik.com
ViewCloseComment