
Kasus yang terjadi kali ini, pelaku membajak akun blackberry messenger (BBM) Kadis PU Eddy Praptono dan Kadis Dukcapil, Eko Subiantoro. Melalui BBM milik dua pejabat eselon dua ini, pelaku minta dikirimi pulsa kepada anak buah keduanya dengan nominal rata-rata Rp 100 ribu.
Bahkan, pelaku juga mengirim pesan minta dipinjami uang hingga Rp 500 ribu dengan berbagai alasan. Karena bawahan yang menerima pesan percaya bahwa permintaan itu dari atasannya, mereka tidak ragu-ragu mengirim permintaan sesuai dalam pesan.
”Pelaku tidak hanya mengirim BBM kepada bawahan saya saja, tetapi juga kepada nama-nama yang ada dalam kontak pertemanan termasuk kepada wartawan,” kata Eko sambil tertawa karena wartawan juga dijadikan sasaran, Jumat (27/11).
Kasus ini baru diketahuinya ketika salah satu bawahannya yang ’nyambi’ berjualan menemuinya untuk minta maaf. Saat itu bawahannya mengatakan tidak bisa mengirim pulsa sesuai permintaan melalui BBM karena saldonya tidak mencukupi.
Mendengar permintaan maaf tersebut, Eko merasa kebingungan karena tidak pernah minta diisi pulsa. Selain itu, nomor telepon genggam yang digunakan adalah nomor pasca bayar sehingga tidak mungkin diisi pulsa secara regular.
”Ada salah satu teman wartawan yang menerima BBM dari akun saya dan isinya pinjam uang sebesar Rp 500 ribu agar dikirim ke rekening BNI nomor 0390582366 atas nama Ary Ardiansyah Putra,” tukasnya.
Ketika wartawan yang menerima pesan itu menanyakan kepada dirinya, awalnya Eko menganggapnya hanya guyonan belaka. Namun setelah dijelaskan dan ditunjukkan bukti pesan melalui BBM, Eko baru menyadari bahwa namanya dicatut oleh orang lain.
”Saya minta maaf, kalau ada pesan BBM yang aneh-aneh dari akun saya tolong dikonfirmasi terlebih dahulu karena itu bukan dari saya dan tidak perlu ditanggapi,” imbuhnya.
Eko mengaku bingung, bagaimana pelaku dapat menggunakan akun BBM miliknya. Sementara menurut pengakuan salah satu wartawan yang bertugas di Kabupaten Gunungkidul, Markus,sejak awal menerima pesan dari Kadis Dukcapil merasa ada yang aneh.
”Tidak pernah ada dalam sejarah kepala dinas pinjam uang kepada wartawan. Kasus seperti ini menggelikan sekaligus menggemaskan,” paparnya.
Sumber : KRIMINALITAS.COM